Azhari Harris Bertekad Majukan Kota Kelahiran
SOSOK kaum Milenial satu ini, selain berbakat, ia juga punya semangat juang yang tinggi untuk perubahan. Dialah, Azhari Harris, sosok milenial calon legislator (Caleg) DPRD Kota Palembang.
Ari, panggilannya, caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) nomor urut 1. Daerah pemilihan (dapil)-nya Palembang II: Kecamatan Sukarame, Kemuning, dan Alang-Alang Lebar.
Berbekal tekad dan dukungan keluarga, Ari yakin mampu berkontribusi memajukan kota Palembang melalui parlemen. Karenanya ia berjuang ikut perhelatan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019.
“Semua berawal dari mimpi. Lingkungan keluarga lalu memberikan dukungan. Sayapun memiliki kepercayaan diri untuk maju ke kancah politik,” Ari menceritakan proses perjalanan kiprahnya.
Keputusan bulat setelah mempertimbangkan sangat matang. Ari benar-benar mantap melangkah di arena politik.
Pria kelahiran Palembang, 1 September 1991, ini sehari-hari sebagai dosen di Stisipol Palembang. Politik merupakan panggilan nurani. Ia sejak bocah memang telah menancapkan cita-cita menjadi politikus. Menjalankan ikhtiar untuk menjadi wakil rakyat di DPRD Palembang periode 2019-2024, Ari tengah berjuang mewujudkan kenyataan.
Ari bercerita, saat masih duduk di Sekolah Dasar (SD), dirinya pernah melontarkan pertanyaan ke sang guru. Bagaimana cara menjadi politikus yang duduk di lembaga perwakilan rakyat.
Pertanyaan itu tentu rada aneh dilontarkan murid SD, yang mungkin belum sepenuhnya memahami muatan Pembukaan UUD 1945. Namun bagi bocah satu ini, ia telah membayangkan dunia politik.
“Pertanyaan itu terlontar karena saya melihat betapa gagahnya anggota dewan di Senayan (DPR RI). Gagah karena menjadi seseorang yang berpengaruh dalam menentukan arah perjalanan bangsa,” tutur anak muda yang masih berstatus single, yang bermukim di Jalan Pipa, RT 11 RW 03, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarame, Palembang.
Ari lalu mengenang. Suatu hari di layar televisi, ramai ditayangkan sidang paripurna DPR. Sejumlah tokoh pemuda berdemonstrasi. Tepatnya pada 1998, saat Presiden Ke-2 Soeharto dilengserkan, awal Orde Reformasi. Saat itu ia masih duduk di bangku kelas 3 SD.
“Seiring waktu, mimpi itu sebenarnya sudah banyak terlupakan. Sampai saat saya mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan di Jawa. Saya mulai teringat kembali akan mimpi kecil itu,” ucap putra pasangan Hj. Cik Nona dan Haris Tohir, yang dikenal peduli atas berbagai persoalan sosial di sekitarnya.
Lalu, apa yang hendak disumbangkan untuk kota kelahirannya? Perubahan apa? Diakuinya, berbagai sektor mengalami kemajuan di ibukota Sumatera Selatan. Namun, beberapa bidang perlu mendapat perhatian serius pemerintah kota.
“Dahulu pemikiran saya kolot dan konservatif. Dulu saya lihat pariwisata kita kurang menarik. Mungkin karena tingkat kejahatan yang masih tinggi, dan lain-lain. Sekarang relatif lebih baik,” ujarnya.
Lebih jauh, Ari menyorot orang Palembang yang sukses di luar kota. Banyak anak muda Palembang bekerja di industri kreatif. Banyak wong muda kota ini menjadi ekonom andal. Tak sedikit pula yang menjadi entrepreneur di kota lain, termasuk di Jawa.
“Beberapa hal yang sangat saya sesalkan sebagai anak muda pada saat itu. Mereka maju tetapi tidak memajukan kota kelahirannya. Saya tidak mau begitu. Saya harus berkontribusi untuk kota Palembang tercinta,” tegas Caleg Azhari Harris. (*)